Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Pelaku Usaha Wisata Minta Pemerintah Segera Buka dan Benahi Obwis Situ Lengkong


CIAMIS – Sinar Bintang.Com---Koordinator Wisata Religi Situ Lengkong Panjalu, Teteng, berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata. Pasalnya, setelah revitalisasi tahap 1, gerbang utama objek wisata (obwis) yang menjadi sumber penghasilan mereka tak kunjung dibuka.

“Pelaku usaha wisata senang dengan proyek revitalisasi yang disebut proyek strategis Provinsi Jawa Barat. Penataan obwis ini diharapkan membuat tempat usaha kami lebih baik,” ujar Teteng di lokasi wisata, Kamis (30/5/2024).

Teteng menjelaskan, proyek ini awalnya dijanjikan selesai dalam empat bulan. Namun, delapan bulan kemudian, gerbang utama masih belum dibuka. Para pedagang, operator perahu, dan pelaku usaha lainnya yang telah dipindahkan ke tempat relokasi kini mulai resah. 

“Kami sudah menyampaikan keluhan secara tertulis kepada Pemdes Panjalu. Kini hampir setahun, gerbang utama masih tertutup. Kami sudah beraudiensi di Aula Desa pada Senin (27/5/2024) untuk meminta penjelasan. Ternyata, hasil pekerjaan kontraktor tidak sesuai spesifikasi dan membahayakan,” jelas Teteng.

Situasi ini berdampak luas pada perekonomian pelaku usaha wisata, masyarakat Desa Panjalu, dan wisatawan. Teteng, bersama Cucu (petugas karcis obwis) dan Budi (operator perahu), meminta Pemda Ciamis dan Pemprov Jabar segera mencari solusi.

Budi menambahkan, jika dalam waktu dekat tidak ada perubahan berarti, mereka juga akan beradensi ke kabupaten dan provinsi akan diantaranya mempertanyakan penggunaan uang retribusi karcis yang selama ini ditarik oleh Kabupaten, dan mengevaluasi kenaikan besaran tarif karcis masuk. “Kabupaten menaikkan harga karcis, tetapi kontribusi untuk Situ Lengkong dari kabupaten tidak ada. Idealnya, pengunjung difasilitasi lebih baik,” ujar Budi.

Ia juga mengungkapkan bahwa penundaan pembukaan gerbang utama menurunkan omzet pelaku usaha dan jumlah pengunjung. Wisatawan, terutama jamaah yang berziarah ke Makam Penyebar Agama Islam, enggan kembali karena biaya yang membengkak dan kondisi yang tidak nyaman.

“Wisatawan bilang tidak akan kembali sebelum gerbang utama dibuka. Mereka harus naik angkutan tambahan dari bis ke Nusa Pakel, ditambah karcis masuk yang naik,” ungkap Budi. Lebih parah lagi, hasil revitalisasi tahap 1 dianggap jauh dari nyaman dan bahkan membahayakan.

Red.(Bas).